sangbimanews.com. Mataram, 14 Februari 2025 – Memasuki bulan Sya’ban, umat Muslim menghadapi fenomena Nafsu Sya’ban, sebuah tantangan spiritual yang sering kali muncul sebelum Ramadan. Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya godaan duniawi, kemalasan dalam beribadah, serta pola hidup konsumtif. Para ulama mengingatkan bahwa bulan Sya’ban seharusnya menjadi momen persiapan, bukan ajang untuk menunda perbaikan diri.
Fenomena Nafsu Sya’ban bukanlah hal baru. Rasulullah SAW memperbanyak ibadah dan puasa sunnah di bulan ini sebagai persiapan menuju Ramadan. Namun, realitas di masyarakat justru menunjukkan banyaknya orang yang terlena dengan kesenangan duniawi. Ustaz Ahmad Fauzi, seorang dai dan pengajar ilmu fiqih menyebut bulan Sya’ban sebagai masa ujian sebelum Ramadan. “Jika kita bisa mengendalikannya, maka Ramadan akan lebih bermakna,” ujarnya.
Dari sudut pandang psikologi, fenomena ini dapat dijelaskan sebagai resistensi bawah sadar terhadap perubahan besar. Ramadan menuntut kedisiplinan tinggi dalam beribadah, sementara tubuh dan pikiran cenderung mempertahankan kebiasaan lama. Dr. Aisyah Rahma, seorang psikolog Islam, menjelaskan bahwa ketika seseorang menghadapi perubahan besar seperti Ramadan, otaknya akan mencoba mencari jalan untuk tetap di zona nyaman. “Inilah yang membuat godaan di bulan Sya’ban terasa lebih kuat,” katanya.
Untuk menghadapi tantangan ini, para ulama dan pakar spiritual menyarankan beberapa langkah. Pertama, memperbanyak puasa sunnah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW untuk melatih diri sebelum Ramadan. Kedua, menjaga konsistensi ibadah dengan meningkatkan shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir agar transisi ke Ramadan lebih mudah. Ketiga, mengendalikan pola konsumtif dengan menghindari kebiasaan boros dalam belanja atau konsumsi makanan secara berlebihan. Terakhir, melakukan evaluasi diri dengan merenungkan kebiasaan buruk yang harus diperbaiki sebelum memasuki Ramadan.
Bulan Sya’ban menjadi kesempatan terakhir untuk melatih diri sebelum Ramadan tiba. Jika seseorang gagal mengendalikan nafsunya di bulan ini, maka Ramadan bisa menjadi tantangan yang lebih berat. Oleh karena itu, kesadaran dan persiapan dini menjadi kunci utama dalam menghadapi bulan penuh berkah yang akan segera tiba.